Memang benar kata orang barat bahwa
waktu itu adalah uang. Begitu juga dengan pepatah dari Negara Arab “ waktu adalah pedang”. Ketika kita
melalaikan sedetik saja waktu yang di berikan Allah maka ia akan memotong urat
leher kita. Begitu berharga nya waktu bagi mereka. Begitu juga firman Allah
yang termaktub dalam surat al-asyr mengenai pentingnya waktu. Sungguh berbeda dengan Negara kita, yang
mengatakan “biar lambat asal selamat”. Ini lah yang tejadi pada kita saat
ini,begitu juga hal nya diri ku pribadi. Begitu seringnya aku melalikan waktu
sehingga pada saat ini, detik ini, aku menyadari berapa pentingnya sedetik
waktu itu. Cerita nya berawal dari keterlambatan ku memasuki perkuliahan hari
ini.
Begini ceritanya….
Ma’af sebelumnya…
Rasanya ku tak bisa untuk
melanjutkannya, tapi ku harus mampu menuliskan pengalaman ini agar bisa menjadi
pelajaran bagi diriku dan kita semua. Walau air mata mau jatuh, ah lebih baik
ku tahan saja.Toh itu adalah kesalahan dan kelalaian ku. (hamba berlindung kepada mu ya Rabb, dari segalah kekurangan dan
kelemahan hamba).
Mungkin aku terkesan agak manja ya?
Maklum naluriku sebagia perempuan tidak bisa ku pungkiri. Entah mengapa air
mata ku keluar saja, padahal belum ada sedikit pun cerita yang ku tulis mengenai
pengalaman ku pagi ini.
Ok, just to the point..
Begini, hari ini Jum’at jam 07.00
pagi Aku ada kuliah Micro. Sebenarnya bukan jadwal dari KRs sih, tapi Dosennya
menambah jadwal kulnya. Jadi bisa dibilang kita mengikuti perkuliahan yang sama
dua kali dalam seminggu. Pagi tadi, jam tujuh teng teman ku me-SMS “sri, cepat, ibuk dah datang”. Ku gak tau
harus bagaimana setelah mendapatkan SMS tersebut. Kucoba untuk tenang,
berharap, dan berdo’a Dosen tersebut mengizinkan ku untuk masuk kelas walau
terlambat sekitar 15 menit (pikir ku). Lagian kan masih pagi gini, teman2 pasti
sedikit yang datang. Dosennnya nanti juga dengan berat hati akan mengizinkan ku
untuk masuk kelas, karena pagi-pagi gini kan macet dan susah untuk mendapatkan
angkot. Itu semua adalah pembenaran-pembenaran yang kubuat dalam pikiran ku
sendiri. Ya bagiku (mulai saat ini) itu semua adalah pembenaran.
Setibanya dikampus. Ku beranikan
diri ku untuk mengetok pintu lokal. Karena ku gak mau usaha ku untuk datang
kekampus menjadi sia-sia. Ketika pintu
ku buka “ permisi buk, apakah saya
diperkenankan masuk” kataku. Sang dosen langsung bercerita “kalian makin senior makin gak bisa
menghargai waktu saja. Kita kan kuliah nya jam 07.00. Anda telat 15 menit.
Bagaimana ini?? Bla…. Bla…” ku menyimpulkan sendiri bahwa maksud dosen yang
bersangkutan “KAMU TIDAK BOLEH MASUK, SIAPA SURUH KAMU TELAT?” begitulah
kira-kira maksud dosen tersebut yang sebenrnya.
Setelah mendengarkan ceramah dosen tersebut, ku langsung surut dan balik kanan. Gak
ada kata-kata yang bisa ku ucapkan. Mau menangis, kepada siapa? Toh ini juga
kelalaian ku. Susah adapat angkot? Itu bukan alasan (mengapa perginya gak
pagi-pagi jaum 06.00?). tugas belum selsesai, karena tugas lain juga banyak.
(siapa suruh jadi orang yang gak bisa menghargai waktu, yang gak bisa
memanfaatkan waktu). Semakin banyak ku membuat alasan mengenai kesalahan ku
maka semakin tak bisa ku menghargai waktu.
Ya, sudahlah… ku tau kalau ku
salaha… kalau tidak ada pelajaran seperti ini, aku tidak akan pernah bisa menghargai
waktu ku.
Aku hanya berharap, agar nama ku
tidak terpanggil oleh dosen yang bersangkutan. Karena kalau nama ku dipanggil
otomatis nilai ku gak ada karena hari ini aku gak masuk. Aku juga berharap
bahwa Dosen yang bersangkutan mema’fkan kesalahan ku sehingga beliau memberikan
kesempatan kepada ku untuk tampil pada minggu depan. Aku sangat-sangat
berharap. Perkenankanlah ya Rabb…
Ya Rabb,,,
Ampuni lah hamba, begitu seringnya
diri ini menyia-nyiakan waktu yang kau
berikan. Baik itu hamba sadari atau tidak. Hamba berlindung kepada mu ya Rabb,
dari segala kelalaian dan kekhilafan hamba. Ya Rabb, bimbinglah hamba mu ini
menjadi orang yang bisa memanfaatkan setiap detik waktu yang kau berikan. Amiin
Semoga pengalaman ku diatas bisa
menjadi ibrah alias pelajaran bagi
kita semua. Terkhususnya bagi diriku sendiri.