Pagi ini, ku
menyaksikan sebuah fenomena alam yang membuatku merenung akan siapa aku ini.
Sebuah renungan itu memberikan kesimpulan akan kewajibanku seorang manusia,
yang tak lebih hanyalah seorang hamba. Seorang hamba yang harus selalu tunduk
dan patuh hanya kepadan-Nya semata. Sering kali aku lupa akan kewajibannku itu,
sering, teramat sering. Namun, kali ini aku disentakkan lagi bahwa aku harus
sadar bahwa predikatku hanaylah sebagai hamba dimatanya. Tak lebih!!
Mautaukah
kau teman, fenomena alam apa yang baru ku saksikan.
HUJAN….
Ya, bagiku
hujan yang diturnkan-Nya pagi ini membuatku takjub akan kekuasaannya. Dia mengendalikan cuaca di tiga tempat yang
berbeda yang ku lewati pagi ini. Sungguh tak ada ilmu yang lebih canggih dari
pada ilmunya. Brangkali teknologi canggih yang dirancang manusiapun takkan
mamupu menandingi teknologi kekuasaannya.
***
Padang-Pariaman
adalah rute perjalananku pagi ini. Aku harus berpagi-pagi ke pariaman karena
jadwal mengajarku pagi ini jam 7.10 WIB. Ketika berangkat dari rumah dengan
diantarkan oleh ayahku, tak setitikpun air turun dari langit. Namun ketika kami
sampai di Siteba, hujan tak tanggung-tanggungnya jatuh membasahi bumi. Air
tawar…. Genangan air di badan jalan, tak tertampung lagi oleh selokan. Hujanpun
semakin deras. Bahkan hujan semakin deras dan tak henti-hentinya sampai ku tiba
di kabupaten Pariaman “Desa nan Sabaris”.
Ketika mobil
tranex memasuki kota pariaman... tak setitikpun hujan turun dari langit….
Langit mendung… tapi tak hujan… Subhanallah… siapakah yang mengendalikan semua
ini kalau buka Allah Rabbku??
Penumpang
didepanku, bergumam… “ disini gak hujan ya, padahal tadi hujan begitu deras
sebelum kita memasuki daerah ini”. Aku hanya berdecak kagum dalam hati…
Subhanallah…
sungguh 99 sifat itu hanya untukkmu ya
Rabb…
Ya Allah… ya
Rahman… ya Rahim… ….. ya Sabur…
Lantunan Asmau’l Husna itu terngiang-ngiang di
telingaku… menghantarkanku kepada sebuah titik yang paling dalam didasar hatiku
dan mengantarkannya kembali ke otakku…. Ku hnayalah Hamba… tak lebih.
Kewajibanku hanyalah menghambakan diri kepadanya… dalam setiap hembusan
nafasku… sebelum ajal menjemputku.
Sering,
teramat sering kulupa akan kewajibanku… Dia telah mengngatkanku melalui
kekuasaannya yang telah ku saksikan pagi ini…. HUJAN.
***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar