Masih
ingatkah dengan lirik lagu ini??
Bungaku warna-warni,
Ku siram setiap hari,
Semerbak mekar berseri,
Sungguh indah taman bungaku,
Burung-burung, terbang kian kemari,
Menikmati indah bungaku,
……..
Ini adalah
lagu yang dibawakan oleh Meisy (penyanyi cilik) ketika saya masih SD dulu.
Atau… masih
ingatkah dengan lagu ini??
Kampuang nan jauah dimato,
Induak
ayah bundo sadonya,
Den takana jo kawan-kawan lamo,
Den takana jo kampuang......
.....
Nah,kalau
lagu yang ini, dinyanyikan oleh Chikita Medi…
Mungkin
masih banyak lagi lagu-lagu yang serupa, seperti lagu yang dibawakan oleh
Joshua, Trio kwek-kwek (ma’af, tulisannya
saya lupa seperti apa).
Yup,
lagu-lagu diatas sering saya dengar ketika saya kecil dulu. Ada program khusus
di televisi yang menyiarkan program ini. Kalau gak salah, dulu ada judul
acaranya “Tralala-trilili” pembawa
acaranyanya adalah Agnes Monica. Acara
ini disiarkan setiap sore…
Hm…
pertanyaannya adalah… Masih adakah di media pertelevisian kita saat ini yang
mengkhususkan acara yang serupa untuk anak-anak???
Sepertinya
sudah tidak ada lagi ya?? Walaupun ada itupun Cuma kontes adu bakat. Pada
kontes ini anak-anak menampilkan bakat mereka dibidang tarik suara. Lagu yang
mereka nyanyikanpun adalah lagu-lagu orang dewasa….
Tidak hanya
itu lho, coba kita amati… masih adakah lagu anak-anak yang beredar di media
Indonesia saat ini??
Apakah
jadinya generasi muda setelah kita??? Jika yang mereka dengar setiap hari
adalah lagu-lagu orang dewasa??? Lagu yang menceritakan bagaimana perasaan atau
hubungan anatara laki-laki dan perempuan…. Ku
peluk dirimu, kau lah hidupku, kau lah jantung hati ku, paras mu yang cantik…. Dan
banyak kata-kata negatif lainnya yang
tak layak di konsumsi oleh anak-anak.
Akankah
dengan seringnya mereka mendengarkan lagu-lagu ini membuat mereka lebih cepat
dewasa sebelum masanya?? Akankah hal ini wajar dalam proses perkembangan
manusia??
Sungguh
sayapun bingung bagaimana cara mengatasi permasalahan ini…
Bagi kita
mungkin tidak terlalu bermasalah dengan lagu-lagu ini. Toh, kalau kita tidak
suka, kita bisa menghindarinya. Coba kita bayangkan, bagaimana dengan anak-anak.??
Kalau dulu
kita sering mendengar lagu anak-anak yang berkarakter: tentang cita-cita, kampong
halaman, dan hobby.
Mungkin
salah satu upaya yang bisa kita lakukan adalah lebih selektif dalam memilih
media yang baik untuk perkembangan mereka (anak-anak). Mengontrol mereka ketika
menonton TV, atau mungkin mendampinginya.
Ini hanyalah sedikit gagasan pemikiranku,
mudah-mudahan bisa memberikan manfaat….
Mudah-mudahan akan ada suatau hari nanti media yang
sehat, yang layak dikonsumsi oleh anak-anak.