“aku cinta- Dia”
Apa?
Apakah kuping ku ini tidak salah dengar dengan
ucapanmu barusan?
Kau bilang kau cinta dia?
Ku rasa kau hanya pembual yang berbicara tentang cinta
Kau hanya menyebutkan kata-kata cinta dibibirmu saja
Atau…
Mungkin kau salah kaprah dalam mengartikan cinta
Atau…
Kau tidak tahu hakekat cinta yang sesungguhnya?
Aku…
Aku memeang orang yang tidak mengerti tentang apa itu cinta
Tapi, salahkah aku jikalau mengatakan bahwa kau
belumlah mencintainya?
Tentu kau mau tau…
Atas dasar apa aku mengatakannya
Ya… ketika kau terbangun di sepertiga malammu
Ingatkah kau?
Apa yang kau lakukan??
Bukankah kau menarik kembali selimutmu??
Dan kau tidur? Larut dalam mimpi mu?
Lalu kau beralasan “dingin”
Ah… kau ini telalu banyak alasan…
Masihkah kau bilang itu cinta??
Ketika kau bangun di sepertiga malammu
Dan kaupun sengaja melupakan jadwal kencanmu
dengannya?
Lalu kau beralasan dingin?
Ah…
jikalau kau benar-benar cinta dia
Kau pasti bangun
Dan mengambil wudhu’ lalu larut
dalam
detik-detik terakhir di sepertiga malammu
untuk berkencan denganya
hanya untuk dua atau empat raka’at saja
Kurasa aku tak salah
Jikalu mengatakan bahwa kau belumlah mencintainya
Dengan sepenug hatimu...
Karena… cinta itu hadir jikalau ada aksi dan reaksi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar