Hi teman…
Tau bukunya
Salim A. Fillah yang judulnya “Dalam Dekapan Ukhuwah” kan??
Menurut aku
bukunya bagus. Ada satu bagian pada buku tersebut yang sangat berkesan bagiku. Akupun
terkagum-kagum bagaimana hal tersebut bisa terpikirkan oleh sang penulis. Mau tahu
ceritanya teman?? Berikut ringkasannya…
Judulnya sub babnya adalah
"keterhijaban dan Baik Sangka", hal: 168
Lebih kurang
begini ceritanya…
Seorang teman
mengeluh kepada Allah. Dia bertanya “dimanakah
keadilan Allah?”. Telah lama dia berdo’a kepada Allah, memohon dan meminta
kepadanya. Diapun megiringi semuanya
dengan kegiatan yang baik. Selalu mengerjakan perintah Allah dan menjauhi
larangannya. Pokoknya semua yang baik-baik sudah dilakukannya. Namun. Do’anya
tersebut masih belum dikabulkan oleh Allah. Sehingga dia berfikir bahwa Allah
tidak adil terhadap dirinya.
Sedangkan di
lain sisi ada seorang teman yang tidak
pernah menjalankan kewajibannya kepada Allah. Ibadahnya berantakan, begitu juga
dengan akhlaknya. Tak satupun perintah Allah yang dilakukannya. Tetapi ketika
dia menginginkan segala sesuatu. Allah langsung mengabulkannya.
Teman yang dari
tadi mendengarkan keluhannya berkata-kata dalam hatinya.”kau sombong, kau merasa bangga dengan ibadahmu. Kau menganggap hina orang lain”.
Begitulah kata-kata yang diucapkan oleh sang teman tersebut didalam hatinya
ketika mendengar keluhan dari temannya terhadap keadilan Allah.
Teman,
setidaknya ini semua bisa menjadi pelajaran bagi ku dan kita semua.
Mungkin kita pernah berdo’a kepada Allah
mengenai sesuatu hal, tapi belum juga dikabulkan oleh Allah. Kita merasa bahwa
semua perbuatan yang kita lakukan hanya untuk mengerjakan perintah dan
menghindari larangan Allah. Tapi pada
kenyataannya, Allah masih belum mengabulkan do’a kita.
Mungkin kita
juga pernah bercermin dalam kehidupan kita. Bahwa ada orang lain yang menurut
kita ibadahya biasa-biasa saja. tapi, sepertinya ketika dia menginginkan
sesuatu maka dengan mudah dia mendapatkannya.
Pada akhirnya
yang ada dalam diri kita hanyalah buruk sangka terhadap Allah dan orang
tersebut. Bisa jadi dia, yang kita maksud, melakukan ibadah dengan diam-diam
dan tidak menampakkannya kepada orang lain.
Siapa tahu…
Sedangkan kita
sudah terlena dan merasa bangga dengan kebaikan yang kita lakukan. Kita
beranggapan dengan melakukan hal-hal yang diridhai Allah akan mempercepat
proses pengabulan do’a kita. Sepertinya saat kita berfikir seperti itu,
kesombongan telah mengikis amalan baik kita teman. Kita terlalu yakin akan
segala amalan yang kita lakukan. Sehingga yang ada hanyalah sifat sombong dan
takabur.
Teman,bukankah
Allah bersama orang-orang yang sabar?? Semakin banyak kita sabar maka semakin
dekat Allah denga kita.
Tiada seorang berdo’a kepada Allah dengan suatu
do’a, kecuali dikabulkanNya,
dan dia memperoleh salah satu dari tiga hal, yaitu dipercepat terkabulnya
baginya di dunia, disimpan (ditabung) untuknya sampai di akhirat, atau diganti
dengan mencegahnya dari musibah (bencana) yang serupa. (HR.
Ath-Thabrani)
Ya.... Mungkin saja Allah menunda
mengabulkan do’a tidak lain adalah sebagai tabungan amalan kita di akhirat
kelak.
Percayalah teman, Allah lebih tahu segala sesuatu mengenai diri kita lebih daripada apa yang
kita ketahui mengenai dirikita.
So… jangan pernah berputus asa. Sesungguhnya allah bersama kita…
Semoga bermanfaat. Dan menjadi bahan pelajaran bagiku dan kita semua :)
Amiin…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar