Jumat, 21 Oktober 2011

Berbaik Sangkalah

Hi teman…

Tau bukunya Salim A. Fillah yang judulnya “Dalam Dekapan Ukhuwah” kan??

 
Menurut aku bukunya bagus. Ada satu bagian pada buku tersebut yang sangat berkesan bagiku. Akupun terkagum-kagum bagaimana hal tersebut bisa terpikirkan oleh sang penulis. Mau tahu ceritanya teman?? Berikut ringkasannya… 

Judulnya sub babnya adalah "keterhijaban dan Baik Sangka", hal: 168

Lebih kurang begini ceritanya…

Seorang teman mengeluh kepada Allah. Dia bertanya “dimanakah keadilan Allah?”. Telah lama dia berdo’a kepada Allah, memohon dan meminta kepadanya. Diapun  megiringi semuanya dengan kegiatan yang baik. Selalu mengerjakan perintah Allah dan menjauhi larangannya. Pokoknya semua yang baik-baik sudah dilakukannya. Namun. Do’anya tersebut masih belum dikabulkan oleh Allah. Sehingga dia berfikir bahwa Allah tidak adil terhadap dirinya. 

Sedangkan di lain  sisi ada seorang teman yang tidak pernah menjalankan kewajibannya kepada Allah. Ibadahnya berantakan, begitu juga dengan akhlaknya. Tak satupun perintah Allah yang dilakukannya. Tetapi ketika dia menginginkan segala sesuatu. Allah langsung mengabulkannya. 

Teman yang dari tadi mendengarkan keluhannya berkata-kata dalam hatinya.”kau sombong, kau merasa bangga dengan  ibadahmu. Kau menganggap hina orang lain”. Begitulah kata-kata yang diucapkan oleh sang teman tersebut didalam hatinya ketika mendengar keluhan dari temannya terhadap keadilan Allah.

Teman, setidaknya ini semua bisa menjadi pelajaran bagi ku dan kita semua.

 Mungkin kita pernah berdo’a kepada Allah mengenai sesuatu hal, tapi belum juga dikabulkan oleh Allah. Kita merasa bahwa semua perbuatan yang kita lakukan hanya untuk mengerjakan perintah dan menghindari larangan Allah. Tapi pada  kenyataannya, Allah masih belum mengabulkan do’a kita. 

Mungkin kita juga pernah bercermin dalam kehidupan kita. Bahwa ada orang lain yang menurut kita ibadahya biasa-biasa saja. tapi, sepertinya ketika dia menginginkan sesuatu maka dengan mudah dia mendapatkannya.

Pada akhirnya yang ada dalam diri kita hanyalah buruk sangka terhadap Allah dan orang tersebut. Bisa jadi dia, yang kita maksud, melakukan ibadah dengan diam-diam dan tidak menampakkannya kepada orang lain.
 Siapa tahu…

Sedangkan kita sudah terlena dan merasa bangga dengan kebaikan yang kita lakukan. Kita beranggapan dengan melakukan hal-hal yang diridhai Allah akan mempercepat proses pengabulan do’a kita. Sepertinya saat kita berfikir seperti itu, kesombongan telah mengikis amalan baik kita teman. Kita terlalu yakin akan segala amalan yang kita lakukan. Sehingga yang ada hanyalah sifat sombong dan takabur.

Teman,bukankah Allah bersama orang-orang yang sabar?? Semakin banyak kita sabar maka semakin dekat Allah denga kita. 

Tiada seorang berdo’a kepada Allah dengan suatu do’a, kecuali dikabulkanNya, dan dia memperoleh salah satu dari tiga hal, yaitu dipercepat terkabulnya baginya di dunia, disimpan (ditabung) untuknya sampai di akhirat, atau diganti dengan mencegahnya dari musibah (bencana) yang serupa. (HR. Ath-Thabrani)

Ya.... Mungkin saja Allah menunda mengabulkan do’a tidak lain adalah sebagai tabungan amalan kita di akhirat kelak.

Percayalah teman, Allah lebih tahu segala sesuatu  mengenai diri kita lebih daripada apa yang kita ketahui mengenai dirikita. 

So… jangan pernah berputus asa. Sesungguhnya allah bersama kita…

Semoga bermanfaat. Dan menjadi bahan pelajaran bagiku dan kita semua :)
Amiin…

Tidak ada komentar: