Hari itu, senin 24
oktober 2011….
Matahari mengintip
malu-malu ke permukaan bumi, memberanikan dirinya keluar dari peraduan. Hari
ini dia seolah-olah enggan untuk bangkit dan menyinari bumi. Kalau saja bukan
karena tugasnya, dia tidak akan terbit menyinari bumi. Dia akan memilih untuk
beristirahat di peraduannya dan mengatakan kepada malam untuk selalu
menyelimuti bumi dengan kegelapan. Atau… dia akan menyuruh awan untuk menutupi
sinarnya dan berharap ia akan menurunkan hujan.
Akhirnya…
mataharipun tidak bisa menghindari kewajibannya. Diapun dengan terpaksa keluar
dari peraduannya dan memancarkan sinarnya. Hari ini… Dia seolah-olah menyapaku,
dan mengatakan “Selamat Pagi :) “ . Dia terus menyinari bumi sampai tengah hari.
Diapun makin bersemangat ketika terdengar kumandang azan zuhur. Dia mengatakan
kepada ku… "sri shalat…ayo shalat”.
Akupun menjawab… “ok…. Ne aku juga
mau shalat”
Setelah selesai
shalat zuhur… ku tak lagi melihat matahari. Wajahnya ditutupi oleh awan yang
kelabu. Sepertinya dia enggan untuk menyinari bumi… kurasa begitu… ah,
entahlah,, matahri kau pengecut (kataku
dalam hati) .Dengan berat hati, kulangkahkan kaki ku kekampus. Kalau saja
bukan karena diskusi, aku
tak akan mau datang kekampus. Ku ingin sampaikan
pada matahari (kau pengecut... kau biarkan hujan mengguyuri bumi).
Tik… tik…tik…
gerimis pun mengundang hujan…
Sesampainya
dikampus…. Diskusi berjalan dengan lancar… kemudian….
“innalilahi wainna ilahiraji’un” kata
salah seorang teman kelompokku. Ada apa? Kataku, Anti dan Febi menimpali. Mama salah seorang
teman angkatan kita meninggal. Kapan?
(Kataku)… habis zuhur ini … (suasana pun menjadi haru dan ada beberapa
teman yang menangis….)
Akhirnya ku tahu
mengapa matahari ditutupi awan kelabu.
Dia bukan pengecut (ma’afkan aku matahari… yang telah berburuk sangka kepada
mu). Dia hanya mencoba mengalah karena awan tak sanggup menahan tangisnya.
Ya Allah… hati ku jadi bergetar… ku jadi ingat mama ku…
ah… andaikan itu aku, rasanya aku gak bakalan sanggup. Mungkin ini adalah ujian
buat temanku ini, Allah lagi menguji nya.
Mungkin ini juga
peringatan untuk kita semua untuk jadi anak yang berbakti kepada kedua
orangtua. “kita akan merasakan seberapa
pentingnya sesuatu bagi diri kita setelah dia meninggalkan kita ”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar