Pernah suatu
hari, di perkuliahanku. Sang dosen berkata kepada kami, mahasiswa. “Apa yang kalian gambar ketika pelajaran
menggambar waktu kalian SD dulu?? Pasti kalian akan menggambar, dua gunung, ada
matahari di tengahnya, lalu ada jalan dimana pada sisi kiri dan kanannya ada
sawah dan pemukiman warga, bukankah begitu??” Kami langsung menjawab dengan
serempak: “ ya buk.”
Itu adalah
salah satu contoh bahwa kreativitas kalian secara tidak langsung telah
terbunuh. Walah, mana bisa sepert itu?? Ya, jawab sang dosen waktu itu adalah “memang benar, itulah bukti bahwa kreativitas
kalian telah terbunuh. Setiap kalian menggambar yang kalian gambar hanyalah
gambar pemandangan dengan suasana yang sama. Bukankah gunung yang kalian gambar
berwarna hijau, matahri berwarna kuning?? Dan seterusnya.”
***
Yup, benar
juga kata sang dosen, terkadang kreativitas kita telah terbunuh semenjak kita
masi kecil. Ketika sang anak menggambar gunung lalu diwarnai dengan warna
hitam, pasti teman-teman atau guru bakalan berkomentar. Lho, kok warna gunung
hitam sih, bukannya hijau. Nah, itu adalah salah satu indikasi bahwa
kreativitas kita telah terbunuh. Mau gunung berwarna hitam, merah, hijau,
terserah sang anak dong, itu kan imajinasinya. Dan itulah yang diketahuinya.
Bukan berarti mereka harus menggambar sama dengan apa yang digambar oleh
temannya atau kakaknya.
Lalu kalau
anak menggambar ada orang berjalan di atas pelangi atau awan, maka
teman-temannya bakalan berkomentar. Apa-apaan yang kamu gambar itu, sejak kapan
orang bisa berjalan diatas pelangi?? Berjalan tu ya di jalan dong…
So, marilah
kita menjadi orang yang kreatif, walaupun secara tidak langsung ke kreatifan
kita telah rebunuh. Dan biarkanlah adek-adek kita berkreasi sesuai dengan
imajinasi dan keinginannya…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar