Kamis, 01 Desember 2011

Senja

Ehm...
Berikut adalah Cerpen hasil karangan ku... Menmang jauh dari perct... Mohon kritij dan sarannya dari teman-teman pembaca. Ceritanya aku buat bersambung. Selamat Membaca...


SENJA

Senja itu, adalah senja yang sangat menyejarah dalam hidupnya. Tubuhnya terpaku melihat sekelilingnya. Sungguh, segala sesuatu begitu cepat terjadi. Ya begitu cepat. Segala sesuatu begitu mudah bagi-Nya, bagaikan mengedipkan bola mata. Itulah kekuasaan Allah, tak satupun yang mampu menyaingi-Nya.
Dia adalah sosok yang Gadis remaja yang periang, mudah senyum dan sholeha tentunya. Dia adalah anak ke-3 dari 4 saudaranya. Gadis itu,  biasa dipanggil Nisa oleh keluarga dan teman-temannya. Wajahnya yang imut, walaupun udah berusia 19 tahun an membuat semua mata yang memandang terpaku dengan kecantikan makhluk Allah yang satu ini. Subhanallah, gadis cantik itu, udah mengenakan jilbab sebagai pembalut diri semenjak SMP. Banyak teman-nya yang mengira kalo orangtua Nisa pasti keluarga kiyai. Dengan polos Nisa menjawab.... Nggak juga kok.. Ayah dan ibunya adalah pengusaha tekstil. Bisa dikatakan kalo keluarga Nisa adalah keluarga yang cukup berada. Tapi, senja itu, Nisa yang biasanya periang tak lagi mampu tersenyum. Akankah untuk selamanya? Begitu pahitkah penderitaan yang dirasakan oleh Nisa remaja?.
Senja yang menyejarah itu, Air matanya jatuh bercucuran ketika pulang kuliah. Dilihatnya Tak ada satupun yang tersisa dari reruntuhan puing-puing bangunan rumah nya. Ya, bisa dipastikan semuanya pupus bagaikan ditelan bumi. Airmatanya bercucuran, dan terus bercucuran. Pikirannya melayang... dilihatnya jam tangan nya. Waktu itu, menunjukkan pukul 18.00. jam segitulah biasanya Nisa pulang dari kampusnya, setelah beraktifitas dikampusnya seharian. Memang, senja itu adalah senja yang sanagt menegangkan bagi penduduk kota padang. Namun rasa itu sangat berbeda bagi Nisa. Segala sesuatu tidak lagi seprti biasanya. Bagaimana tidak, senja itu, ketika semua penduduk kota sibuk dengan aktivitas mereka, tiba-tiba bumi Andalas digoncang oleh gempa dengan kekuatan 7.5 SR. BMG, memperkirakan bahwa gempa tersebut berpusat di pantai padang-pariaman. Dengan sekejap, bangunan-bangunan masayarakat: toko, mesjid, rumah, dan tempat umum lainnya ambruk dengan seketika.
Nisa mengeluarkan ponsel dari saku tasnya, mencoba menghubungi anggota keluarganya. Namun hasilnya nihil. Masalah jaringan menyebabkan susahnya komunikasi. Sudah tak terhitung kalinya Nisa menghubungi keluarganya. Namun hasilnya tetap nihil tanpa hasil. Pikiran nisa melayang entah kemana-mana. Apakah keluarganya sudah tiada??? Ah, tidak mungkin... Tadi pagi Nisa masih sempat cium tangan Papi dan Mami.
Bersambung.....

Tidak ada komentar: