Seorang anak
manusia, terlahir di sebuah planet yang namanya bumi. Dia tumbuh dan berkembang
di sana. Sungguh, dia bingung, tidak tahu apa tujuannya hidup di bumi. Ketika
dia beranjak dewasa dia menyadari bahwa dalam hidup dia harus memiliki tujuan
hidup. Adapun yang dilakukannya untuk merumuskan tujuan hidupnya adalah dengan
cara menyusun agenda hariannya. Lalu dengan bersemangat ditulisnya semua
perencanaan hidupnya. Untuk hari ini, esok, minggu, bulan, tahun berikutnya.
Pertama, aku
akan….
Kedua, aku
akan melakukan….
Ketiga, aku
akan….
Selanjutnya….
Semua yang
diagendakannya adalah baiamana caranya agar dia bisa mencapai impiannya.
***
Hari
esoknya, dia menjalani harinya sesuai dengan agenda yang telah ditulisnya.
Petama, kedua, ketiga, dan selanjutnya. Kemudian dia termenung. Semua
perencanaan kegitannya sudah dilakukannya dengan sukses. Namun, kemudian dia
merasa ada yang mengganjal. Dia merasa bahwa apa yang dilakukannya hanyalah
untuk mengejar kesia-siaan.
Ya, dia
merasa bahwa apa yang telah dilakukannya seharian ini adalah kesia-siaan . Apakah
hidupnya hanya berakhir dengan pencapaian-pencapaian yang tidak ada gunanya?
Dia merasa bahwa ada pencapaian terbesar dari hidup ini yang tidak
dilakukannya.
Pencapaian
itu adalah menjadi seorang hamba. Hamba yang seharusnya mengabdikan seluruh
kehidupannya kepada sang khalik. Ya, akhirnya dia disentakkan bahwa pencapain
terbesarnya dalam kehidupan belum dilakukannya. Sebuah pencapainsebagai seorang
Hamba…
Selama ini
dia hanya disibukkan oleh perencanaan-perencanaan yang tujuannya hanyalah untuk
dunia. Sedangkan tujuan yang paling besar dalam kehidupan ini (akhirat) tidak
dilaksanakannya.
Pelajaran:
- Jadilah hamba yang selalu menempatkan akhirat sebagai tujuan utama dalam kehidupan didunia. Maka secara tidak langsung kesuskesan hidup di dunia akan mengikuti.
- Tidak akan ada kesia-siaan dalam hidup, jikalau tujuan utama hidup kita adalah sebagai abdi Allah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar