Lampu-lampu mulai menerangi sisi gelap jalanan. Pintu-pintu rumah penduduk satu-persatu mulai tertutup. Setiap orang yang melewati jalan ini berjalan dengan penuh keterburu-buruan. Bak dikejar hantu. Begitulah aku melihatnya. Sebentar lagi, zemburat jingga di ufuk barat sana bakal berganti dengan warna kelam kelabu. Sungguh perpaduan warna yang indah. Jinga, biru dan putih bersatu membentuk perpaduan warna yang harmonis. Ah... syukurlah hari ini aku masih bisa menatap indahnya lukisan alam ini. Ucapku penuh kesyurkuran di dalam hati.
Namun, tampaknya aku adalah sebuah kutub magnet yang berlawanan jika diibaratkan dengan orang-orang yang berjalan dengan penuh keterburuan bak dikejar hantu itu. Aku, langkahku, malah melambat bak siput berjalan. Melongo, terpesona, entah apalah namanya, ketika menyaksikan keindahan perpaduan warna di ufuk barat sana. Agaknya bukan aku saja yang tersihir oleh keindahan alam itu. Seorang teman yang berjalan disampingku tengah menyandang tas ransel hitam ternyata juga tengah menyaksikannya dengan seksama.
"Eh, coba lihat awan yang itu deh. Mirip kelinci kan?" Kataku membuka pembicaraan. Kemudian diapun melihat awan yang ku tunjuk itu. Selanjutnya diapun menimpali.
"yang di sebelahnya mirip kuda, coba deh kamu lihat".
"oh... iya". jawabku membenarkan tebakannya. Kuperhatikan sepertinya dia makin bersemangat dengan permainan tebak-tebakan ini. Dapat ku lihat dari senyuman tipis yang tersungging dari bibirnya.
"Dulu, waktu aku masih kecil, aku sering bermain tebak-tebakan bentuk awan ini dengan kakakku". Imbuhku, ketika dia lagi sibuk-sibuknya berusaha menemukan gambar-gambar yang dilukis oleh onggokan awa-awan itu.
"benarkah? tanyanya dengan penuh keingin tahuan. "pasti menyenangkan ya?" katanya lagi.
"hu uh, jawabku"
"eh... coba deh lihat awan yang tepat diatas kepalamu itu, bukankah itu mirip TOGA?" kataku.
"mana, yang beneran aja deh kamu" katanya setengah tidak percaya.
"hahaha... beneran" kataku kepadanya sambil tertawa dengan lepas. Raut mungkanya mulai berubah sumringah seolah-olah tak percaya bahwa ternyata awanpun bisa membentuk gambar TOGA.
"itu berarti sebuah pertanda loh bahwa awanpun juga mendo'akan kamu biar kamu cepat wisuda, maret 2013 menunggu" kataku padanya. Ku perhatikan lagi. Kudapati wajahnya penuh dengan semangat. Kemudian dia menunjuk kesebelah kirinya. "nah, lihat yang itu, bukankah awannya mirip benua EROPA" imbuhnya kepadaku.
"ah, mana? ngasal deh kamu" jawabku tak percaya.
"bebeneran... dan kamu tahu artinya apa? ternyata awanpun juga mendo'akan kamu bisa lanjut s2 ke sana"
"Amiiiin... "jawabku.
Kamipun tertawa dengan begitu lepas. Dan untung saja tak ada satupun orang yang berjalan disekitar kami saat itu. Azan maghrib sudah berkumandang kamipun semakin mempercepat langkah yang tadinya melambat.
"kejar aku" kataku padanya.
"oke" jawabnya penuh semangat.
Kamipun saling kejar-kejaran menuju Masjid terdekat untuk melaksanakan shalat. Sungguh senja yang indah.
NOTE:
Cerita diatas hanyalah imaginasi dariku ketika tengah menyaksikan indahnya lukisan alam disore hari. Beberapa menit menjelang maghrib.
Padang, 26 Desember 2012
Keika sang raja siang sudah mulai berlabuh keperadunnya dan digantika oleh raja malam yang penuh dengan kegelapan dan kedamaiannya itu.
Sumber gambar:
1. http://pcdn.500px.net/6896456/1e1c39ba22c81af9869bfc69239d07ceb307762c/3.jpg
2. https://encrypted-tbn2.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcQlsK1BJePbUkpfYEjdkYf9g-MJnxFv5EiiUlTh8rrAm-ptHUpREQ
3. https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhcN5AZVbgr2rEzxkKmfohhRLTBGL_d85N8mx3k3k3lWRRijXQaLhrSX46V5e0BRTQwryulEfeldNc0iTQmujZNL7N9x_CpBdHty8mMuL4ZF2PqeN35C71p8R0Dn2f72YdZGvj9_pQs1wc/s1600/awan_kuda.jpg
Tidak ada komentar:
Posting Komentar